Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, dan auditori. Di era milenial ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi.
Gerakan Literasi Sekolah merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah baik guru, peserta didik, orang tua/wali murid, dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan. Gerakan literasi ini membutuhkan dukungan kolaboratif berbagai elemen.
YPAC Jakarta sebagai pusat layanan terintegrasi bagi anak-anak Cerebral Palsy berupaya untuk membangun budaya literasi melalui berbagai cara, antara lain dengan :
- Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
- Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah budaya literasi hanya bagi mereka yang sudah dapat membaca (dan menulis) saja, sedangkan sebagian anak-anak Cerebral Palsy di YPAC Jakarta mengalami hambatan membaca dan menulis. Maka upaya membangun budaya literasi yang ditempuh diharapkan dapat meningkatkan kapasitas warga, dalam hal ini anak-anak dengan kondisi Cerebral Palsy, dan lingkungan sekolah agar literat. Melalui kegiatan mengenalkan bacaan dari buku dan media informasi lainnya, berbagai aktivitas kreatif dapat dibangun dengan memanfaatkan media tersebut, akan menumbuhkan minat baca anak. (AgoesRakhman_YPACJakarta)
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.